ephemera.
I do record flowers, because they are ephemeral. |
![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() ![]() |
![]() |
Nous ne notons pas les fleurs is a multiple-channel video developed from an installation and interactive performance with video as part of Soil Bite – Khoj Bihar International Workshop 2009 in Patna, India. |
keren,bu ^^
berawal konsep,
proses direkam dengan pengambilan gambar (yang menarik : gimana bentuk india tidak harus selalu seperti yang kita kenal di peta atlas/dsb, bahwa utara tidak selalu harus ke atas. cara ini juga ada di terra incognita et cetera ya? keren),
interaksi karya dengan penikmat karya itu sendiri,
karya ini bukan hanya seni, tapi adalah buah pikiran+”percobaan”=kesimpulan
oya, dan sesuai juga dengan context:india. yaitu dengan bunga2 lokal, dan objek negara india sendiri.
Terima kasih, Anis. Salah satu pertanyaan lanjutan adalah, apakah India dibolak-balik tetap India? “The map is not the territory,” kata Alfred Korzybski.
Selama proses berkarya, pembatasan-pembatasan kemungkinan medianya (misalnya, dengan pembatasan video yang rasionya 4:3, kemudian keputusannya India diputar seperti itu untuk efisiensi ruang) juga berperan dalam memutuskan konsep-konsep lainnya. Semua pertimbangan akhirnya tersintesis jadi satu, dan konsep ngga terlepas dari medianya.